Akhlak merupakan sakaguru kehidupan seluruh umat di dunia ini. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi ini akan tergantung kepda akhlaknya.
Apabila manusia mempunyai akhlak yang sesuai dengan tuntunan Alqur’an dan Al-Hadits niscaya kehidupan di dunia ini akan menjadi baik, manusia akan mampu menyelesaikan tugas kekhalifahanya dengan baik pula.
Kompetensi Dasar
Siswa mampu mengamalkan perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari
Standar Kompetensi
Siswa mampu menerapakan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
Setelah proses pembelajaran siswa mampu.
1. Mengidentifikasi hikmah warak, sabar, tawakal, kanaah, dan adil
2. menunjukkan sikap warak, sabar, tawakal, kanaah, dan adil
3. mengidentifikasi hikmah berfikir positif dan percaya diri;
4. menunjukkan perilaku berfikir positif dan percaya diri.
TADARUS
Surat Al- Bayyinah Ayat 7-8
Surat Al-Baqarah Ayat 221
Surat Ali-Imran Ayat 159-160
Surat Al-Furqan Ayat 63-70
MUKADIMAH
Menurut kepada siapa harus dilaksanakan, akhlak dalam Islam terbagi menjadi tiga macam akhlak berikut ni.
Akhlak terhadap Allah swt.
Akhlak terhadap Allah swt. Bertolak dari pengakuan dan kesadaran manusia bahwa tidak ada Tuhan selain Allah swt. Akhlak tersebut akan melahirkan sikap-sikap, diantaranya
a. menyucikan dan memuji Allah swt;
b. bertawakal kepada Allah swt;
c. berbaik sangka kepada Allah swt.
Akhlak terhadap Sesama Manusia
Akhlak terhadap sesame manusia meliputi akhlak terhadap orang tua, kaum kerabat, dan tetangga
a. Akhlak terhadap Orang Tua
Akhlak terhadap orang tua akan melahirkan sikap-sikap, di antarannta
1) memelihara keridaan orang tua;
2) menaati, melayani, dan berbakti kepada orang tua;
3) memelihara etika pergaulan, sepeerti meredhkan diri dan berkata lemah lembut kepada orang tua.
b. Akhlak terhadap Kaum Kerabat
Akhlak yang paling utama terhadap kaum kerabat adalah menjalin silaturahmi
c. Akhlak terhadap tetangga
Akhlak terhadap tetangga dilakukan dengan cara berbuat ihsan kepada tetangga, baik perkataanmaupun perbuatan. Contohnya, melakukan takziah ketika terkena musibah, menjenguk ketika sakit, dan memberikan pinjaman ketika tetangga membutuhkan pinjaman.
Akhlak terhadap Lingkungan
Lingkungan disekitar manusia meliputi binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda tak hidup lainya. Akhlak yang baik terhadap lingkungan harus dilaksanakan oleh umat manusia sebab manusia mengemban amanat dari Allah swt. Sebagai khalifah di bumi manusia memiliki kewajiban untuk mengayomi, memelihara, dan membimbing makhluk lain dan lingkungannya agar bias mencapai tujuan penciptannya.
Penerapan akhlak yang benar akan menciptakan keselarasan dalam setiap segi kehidupan. Dalam bab ini, kita akan membahas beberapa sikap positif, seperti warak, rida dan sabar, tawakal, kanaah, adil, berfikir positif, dan percaya diri.
Warak
Warak berarti menjauhkan diri dari dosa. Menurut ilmu tasawuf, warak berarti menjauhi atau meninggalkan sesuatu yang di dalamnya terdapat unsure syubhat (diragukan halal dan haramnya). Warak juga berarti terjauhnya manusia dari, sesuatu yang dapat memalingkanya dari ingat kepada Allah swt.
Masalah halal danharamnya sesuatu yang akan digunakan perlu diperhatikan oleh orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt. Sesuatu yang haram, di samping mendatangkan dosa, juga akan membutakan hati dan menutupinya dari ingat kepada Allah swt. Orang yang ingin menuju kepada Allah swt., memperoleh kemudahan dari Allah swt., dan melanggengkan ketaatan kepada-Nya, tidak akan bias mencapai hal itu tanpa memiliki sikap warak terhadap yang diharamkan Allah swt.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Abu Bakar as-Siddiq pernah meinum susu yang diberikan oleh budaknya. Beliau bertanya kepada budak itu, “ Bagaimana engkau mendapatkan susu ini!” Budak itu menjawab, “ Sya mendukuni suatu kaum, kemudian mereka memberi ini kepada saya”. Mendengar jawaban tersebut Abu Bakar as-Siddiq langsung memasukkan jarinya ke dalam mulutnya agar muntah sehingga ia menduga bahwa jiwanya akan keluar.
Kemudian Abu Bakar as-Siddiq berdoa, “ Allahumma Ya Allah! Aku memohon apun kepadamui atas apa yang telah dibawa oleh urat-urat dan atas apa yang telah bercampur dengan usus”. Warak terdiri dari empat derajad berikut ini.
1. Derajad Pertama
Derajad pertama ini disebut juga wara’ Al-udul. Seseorang yang memiliki sikap warak pada derajad ini memiliki kemampuan untuk meninggalkan sesuatu yang haram, maksiat, pelanggaran-pelanggaran, serta meninggalkan perbuatan yang dapat menjatuhkan seseorang ke dalam jurang kefasikan.
2. Derajad Kedua
Derajad kedua ini disebut juga wara’ As-Salihin. Seseorang yang memiliki sikap warak pada derajad ini memiliki kemampuan untuk meninggalkan sesuatu yang syubhat, yaitu hal-hal yang diragukan kehalalanya dan keharamannya.
3. Derajad Ketiga
Derajad pertama ini disebut juga wara’ Al-muttaqin. Seseorang yang memiliki sikap warak pada derajad ini memiliki kemampuan untuk meninggalkan hiburan yang dibolehkan karena takut lalai berzikir pada Allah swt. Dorongan untuk melakukan hal itu adalah agar tidak terseret melakukan perbuatan haram.
4. Derajad Keempat
Derajad pertama ini disebut juga wara’ as-siddiqin. Seseorang yang memiliki sikap warak pada derajad ini memiliki kemampuan untuk tidak memasuki suatu perkara atau mengambil sesuatu untuk kepentingan dirinya atau dorongan nafsu syahwat dalam dirinya. Nafsu syahwat merupakan musuh yang nyata dan memeranginya termasuk jihad akbar. Nafsu syahwat terbesar yang digunakan setan untuk menguasai manusia adalah syahwat perut dan syahwat kemaluan.
Rida dan Sabar
Menurut Bahasa, rida bearti rela, sedangkan menurut istilah rida adalah menerima segala sesuatu yang terjadi dengan senang hati. Orang yang rida menyadari bahwa segala seuatu yang terjadi merupakan kehendak Allah swt. Oleh Karen itu, ia tidak menentang hukum dan ketentuan Allah swt.
Sifat lain yang berkaitan erat dengan rida adalah sabar. Dilihat dari tingkatannya, sabar, merupakan hal yang harus dicapai oleh seseorang sebelum ia sampai kepada sifat rida.
Imam al-Gazali menjelaskan bahwa sabar mempunyai tiga unsure sebagai berikut
1. Ilmu adalah pengetahuan atau kesadaran bahwa sabar itu mengandung kemaslahatan dalam agama. Sabar akan membawa manfaat bagi seseorang dalam menghadapi segala problem kehidupan.
2. hal adalah keadaan hati yang memiliki pengetahuan atau kesadaran tersebut, Hal terwujud dalam tingkah laku.
3. Amal adalah terwujudnya hal dalam tingkah laku.
Selanjutnya, Imam a-Gazali mengumpamakan tiga unsure kesabaran tersebut sebagai sebatang pohon. Ilmu adalah batangnya, hal adalah cabangnya, dan amal adalah buahnya.
Nabi Muhammad saw. Membagi kesabaran menjadi tiga macam. Tiga macam kesabaran itu adalah sebagai berikut
1. sabar di dalam menghadapi segala macam musibah
2. mematuhi perintah Allahswt
3. menahan diri untuk tidak melakukan maksiat.
Kesabaran merupakan salah satu kunci sukses dalam perjuangan meraih cita-cita. Ketika kita berusaha meraih cita-cita, sering kali kita menghadapi tantangan dan hambatan. Kedua hal itu bias muncil dari dalam ataupun dari luar diri kita. Semua itu membutuhkan kesabaran dalam menghadapinya. Allah swt. Memerintahkan manusia supaya menjadikan sabar dan salat sebagai penolong dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 153 berikut ini.
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah: 153)
Rida mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang. Pendirian orang yang telah menempati makam (tingkatan) rida tidak akan terguncang oleh apa pun yang dihadapinya. Baginya, segala sesuatu yang terjadi di ala mini merupakan kodrat (kekuasaan) dan iradat (kehendak)-Nya. Segala harus diterima dengan rasa tenang dan gembira karena hal tersebut adalah pilihan Allah swt. Yang berarti piihan terbaik.
Makam (tingkatan) rida lebih tinggi daripada makam(tingkatan) sabar. Hal itu karena dalam pengertian sabar masih terkandung pengakuan adanya sesuatu yang menimbulkan penderitaan. Adapun baagi orang yang telah mencapai tingkatan rida, oia tidak lagi membedakan antara apa yang disebut musibah dan apa yang disebut nikmat. Semuanya itu diterimanya dengan rasa senang karena semuanya merupakan kehendak Allah swt.
Tawakal
Tawakal adalah berserah diri kepada Allah swt, berserah diri pada kada dan kadar Allah swt. Setelah berusaha dan berikhtiar semaksimal mungkin sesuai dengan kewajibanya sebagai manusia.
Imam a-Gazali menjelaskan bahwa penerapan tawakal terdiri atas tiga tingkatan, yaitu tawakal, taslim, dan tafwid
1. Tawakal adalah keadaan hati yang senantiasa merasa tenang dan tentram terhadap apa yang dijanjikan Allah swt.
2. Taslim adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah swt yang mengetahui segala sesuatu mengenai diri dan keadaanya.
3. Tafwid adalah kerelaan untuk menerima segala ketentuan Allah. Bagaimanapun bentuk dan keadaannya.
Orang yang bertawakal akan memiliki keutamaan. Allah swt berjanji akan mencukupkan segala keperluannya. Wujud janji Allah swt, itu tercermin daam semua segi kehidupan maausia. Orang yang bertawakal akan tercukupi segala keperluannya karena tawakal akan
1. Melimpahkan sifa aziz (terhormat/mulia);
2. Menghilangkan rasa takut menghadapai musibah atau maut;
3. Menghilangkan keluh kesah dan gelisah serta menghadirkan ketenangan, ketentraman, dan kegembiraan;
4. Memunculkan rasa sukur apabila memperoleh nikamt dan karunia Allah swt. Serta kesabaran dlam menghadapi musibah;
5. Memberikan rasa percaya diri, keberanian, ketenangan, daam menghadapi berbagai persalan hidup.
Dengan adanya beberapa keutamaan tersebut, hendaknya setiap muslim berusaha menjadi pribadi yang bertawakal.
Qonaah
Hubbud-dunya atau mencintai harta kekayaan adalah naluri alamiah manusia. Mencintai harta kekayaan tidak sepenuhnya dicela oleh Islam. Hal ini disebabkan harta kekayaan juga dibutuhkan untuk kepentingan ibadah, seperti haji, zakat, memberi nafkah kepada keluarga dala bentuk infak fi sabilillah. Oleh karena itu, agar kegiatan ibadahnya bias berjalan baik, manusia harus mencari harta kekayaan.
Akan tetapi mencintai harta kekayaan dengan berlebih tidak diperbolehkan dalam agama Islam. Mencintai harta kekayaan secara berlebihan akan menyebabkan manusia enggan untuk memberikanya pada sabilillah dan melupakan bahw asesungguhnya harta kekayaan itu dating dari Allah swt.
Oleh Karen aitu, islam mengajarkan kepada umatnya agar selalu melihat ke bawah dalam urusan dunia. Hal itu membuat manusia mampu mensyukuri sega asesuatu yang diberikan Allah swt. Kepadanya. Rasa syukur itu pada giliranya akan menumbuhkan sikap kanaah.
Kanaah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang. Akan tetapi, kanaah bukan berarti hidup malas-maasan dan tidak mau bekerja keras. Sebaliknya, kanaah justru berfungsi sebagai dinamisator yang mendorong manusia untuk giat bekerja dalam mencapai kesejahteraan hidup.
Disamping itu, kanaah berfungsi untuk stabilisator. Dengan mempunyai sikap qonaah, jiwa seseorang akan stabil karena ia mampu
bersyukur apabila dalam usahnnya dan jau dari sifat sobong;
bersabar dan berlapang dada apabila gagal dalam usahannya dan jauh dari sifat frustasi;
memiliki hati yang tentram dan damai;
mersa kaya dan berkecukupan;
membebaskan diri dari sikap rakus dan tamak;
menyedari bahwa kaya dan miskin tidka terletak pada harta, tetapi pada hati;
hidup hemat, tidak bergaya hidup lebih besar pasak dari pada tiang;
menyadari bahwa harta berfungsi sebagai beakl ibadah.
Berikut ini adalah fungsi dan posisi kanaah yang menunjukkan bahwa kanaah merupakan dinamisator dan stabilisator bagi manusia
Fungsi dan Posisi Kanaah
No
Sikap Mundur yang Negatif
Qonaah
Sikap Maju yang Negatif
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Frustasi
Suka mengeluh
Statis, malas
Masa Bodoh
Resah
Pesimis
Kikir
Iri
Realistis
Menerima apa adanya
Dinamis, inovatif, kreatif
Penuh gairah dan semangat
Tenang, stabil jiwa
Optimis
Dermawan, hemat
Syukur nikmat, tawakal, dan taqwa
Berangan-angan
Serakah, rakus tamak
Labil dan meledak-ledak
Pemburu dunia
Ambisius negative
Tanpa perhitungan
Pemboros
Kufur nikmat
Disunting dari buku Akhlak-Ilmu Tauhid, Drs. Sulaiman dkk. Depag RI, Jakarta 1984
Adil
Pengertian adail menurut bahasa adalah sebagai berikut
Artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya
Adil juga berarti tidak berat sebelah, tidak memihak, atau menyamakan yang satu dengan yang lain.
Dengan demikian, berlaku adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban secara seimbang, tidak memihak, dan tidak merugikan pihak manapu. Sebagai contoh, seorang penguasa yang adil akan melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi dan kedudukanya, Allah swt. Memerintahkan hamba-Nya yang beriman agar berlaku adail dalam Surat An-Nisa’ Ayat 135 berikut ini.
Arinya :
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau bapak atau kaum krabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tau kemaslahatannya … (Q.S An-Nisa’ : 135)
Dalam ayat tersebut, Allah swt. Memerintahkan kepada hamba-Nya yang beriman supaya enjadi orang yang benar-benar menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Berani menjadi sksi karena Allah, walaupun yang menjadi tergugat atau terdakwa adalah diri sendiri, orang tua, dan kerabatnya.
Berlaku adil sangat terkait degan hak dan kewajiban yang dimilki oleh seseorang karena hal itu terkait pula dengan amanah. Padahal, amanah adalah sesuatu yang wajib diberikan kepada yang berhak menerimannya. Oeh karena itu, hokum harus ditetapkan secara adil.
Terdapat tiga hal pokok mengenai pelaksanaan keadilan yang harus diperhatikan manusia. Tiga hal itu adalah sebagai berikut
a. Allah swt. Senantiasa melakukan pengawasa terhadap semua tindakan menusia apakah ia berlaku adil atau zalim.
b. Allah swt. Melarang manusia berlaku sewenang-wenang karena benci, atau karena yang bersangkutan adalah musuh atau lawan
c. Allah swt. Memerintahkan manusia agar berbuat adail kepad siapaun sebab berbuat adil merupakan salah satu unsure yang mendekatkan kepada takwa.
Peradaban serta kemuliaan sebuah bangsa ditentukan oleh kemampuan bangsa itu dalam melahirkan hak, kebenaran, berbuat keadilan, serta menghapus kezaliman. Oleh karena itu,, umat manusia senantiasa diajak untuk menunaikan tugas kemasyarakatan dalam usaha untuk menciptakan keadilan social yang merata bagi umat manusia.
Berpikir Positif
Berfikir positif berarti berbaik sangka dan menjauhkan diri dari sikap buruk sangka. Berbaik sangka disebut juga husnudhan, sedangkan berburuk sangka dikenal dengan istilah suuzan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kia sering mebghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita, hal itu dapat menimbulkan pikiran negated, baik terhadap Allah swt, maaupun sesame manusia. Contohnya suatu ketika kecelakaan lalu lintas. Pikiran negative bias muncul dari musibah tersebut. Kita kemudian menyalahkan takdir Allah swt. Ataau menyalahkan orang yang menjadi penyebabkecelaka tersebut. Hal itu yang dusebut dengan suuzan. Sikap yang demikian adalah sikap tercela yang harus dihilangkan dari diri manusia.
Sebaliknya, kita harus menyikapi hal itu dengan pikiran positif. Kita akan menyadari bahwa seua itu merupakan kehendakAllah swt, yang muncul akibat cara kita berkendara yang kurang hati-hati. Dengan demikian kita akan bias mawas diri dan intropeksi sehingga kejadian itu tidak terulang lagi pada waktu yang akan dating. Hal itulah yang disebut dengan huznuzan. Sikap yang demikian untuk berfikir positif itu difirmankan Allah swt. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujarat Ayat 12 Berikut ini
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka sesungguhnya sebagaia dari prasangka, itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Makaa tentulah kamu merasa jijik kepadanya … (Q.S. Al-Qur’an Hujarat :120
Berfikir positif juga berfikit matang, yaitu memperhitungkan dan mempertimbangkan secara matang sesuatu yang akan dikerjakan. Dengan berfikir matang, seseorang akan berlaku hati-hati. Hal ini akan menghindarkanny adari kegagalan serta memupuk pikiran positif dalam diri setiap umat Islam.
Percaya Diri
Sikap percaya diri atau optimisme merupakan bagian dari akhlak yang mulia. Percaya diri adalah keyakinan terhadap kemapuan dri sendir dalam melakukan sesuatu yang teah dirncanaakan. Sikap itu juga akan memberi dorongan untuk mengatasi setiap kesulitan. Kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda. Hal itu telah difirmankan Allah swt, dalam Al-Qur’an Surat Al-Insyirah Ayat 6-6 berikut ini
Artinya
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al-Insyirah:5-6)
Sikap percaya diri dan optimis akan menghilangkan sikap putus asa. Allah swt. Melarang hamba yang beriman untuk berputus asa karena putus asa adalah sifat orang –orang kafir. Contohnya, orang yang sakit harus mempunyai perasaan optimis akan sembuh. Perasaan optimis tersebut akan menimbulkan hidup yang akan memperlancar proses penyembuhannya.
Perintah untuk menjauhi sikap putus asa tersebut difirmankan Allah swt. Dalam Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 87 berikut ini.
Artinya
…Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesugguhny tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kamu yang kafir.(Q.S. Yusuf : 87)
Ikhtisar
Warak berarti menjauhkan diri dari dosa. Menurut ilmu tasawuf, warak berarti menjauhi atau meninggalkan sesuatu yang di dalamnya terdapat unsure syubhat (diragukan halal dan haramnya). Warak juga berarti terjauhnya manusia dari, sesuatu yang dapat memalingkanya dari ingat kepada Allah swt.
Warak terdiri dari empat tingkatan sebagai berikut
a. wara’ Al-udul. Yaitu kemampuan untuk meninggalkan sesuatu yang haram,
b. wara’ as-salihin. Yaitu kemampuan untuk meninggalkan sesuatu yang syubhat,.
c. wara’ Al-muttaqin. Yaitu kemampuan untuk meninggalkan hiburan yang dibolehkan karena takut lalai berzikir pada Allah swt.
d. wara’ as-siddiqin. Yaitu kemampuan untuk tidak memasuki suatu perkara atau mengambil sesuatu untuk kepentingan dirinya atau dorongan nafsu syahwat dalam dirinya
Menurut Bahasa, rida bearti rela, sedangkan menurut istilah rida adalah menerima segala sesuatu yang terjadi dengan senang hati. Orang yang rida menyadari bahwa segala seuatu yang terjadi merupakan kehendak Allah swt.
Tawakal adalah berserah diri kepada Allah swt, berserah diri pada kada dan kadar Allah swt. Setelah berusaha dan berikhtiar semaksimal mungkin sesuai dengan kewajibanya sebagai manusia.. Orang yang bertawakal akan tercukupi segala keperluannya karena tawakal akan
a. Melimpahkan sifa aziz (terhormat/mulia);
b. menghilangkan rasa takut menghadapai musibah atau maut;
c. menghilangkan keluh kesah dan gelisah serta menghadirkan ketenangan, ketentraman, dan kegembiraan;
d. memunculkan rasa sukur apabila memperoleh nikamt dan karunia Allah swt. Serta kesabaran dlam menghadapi musibah;
e. memberikan rasa percaya diri, keberanian, ketenangan, daam menghadapi berbagai persalan hidup.
Kanaah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang.
Adil juga berarti tidak berat sebelah, tidak memihak, atau menyamakan yang satu dengan yang lain.
Berfikir positif berarti berbaik sangka dan menjauhak diri dari sikap buruk sangka
percaya diri adalah keyakinn terhadap kemampuan diri esendiri dalam melakukan sesuatu yang telah direncanakan.
Integrasi Budi Pekerti
Setelah Umar bin Abdul Azis diangkat menjadi khalifah, ia menulis sepucuk surat kepada Hasana-basri, seorang ulama termasyhur pada zamanya. Umar bin Abdul Azis meminta nasihat tentang bagaimana sifat dan perilaku seorang pemimpin dan imam yang baik. Hasan a-basri membalas surat Umar bin Abdul Aziz tersebut. Hasan a-Basri berkata dalam suratnya, “Ya Amirulmukminin! Allah swt. Menjadikan imam sebagai pelurus sesuatu yang condong, tempat berlindung orang yang tertindas, memperbaiki sesuatu yang rusak, menguatkan sesuatu yang lemah, dan tempat mengadu orang yang mengalami kemalangan.
“Imam yang adil ya Amirul mukminin! Laksana seorang pengembala unta. Akan dihalaunya unta-untanya ke padang yang subur rumputnya, dijauhkan dri tebing yang curam, dijaganya dari serangan binatang buas, dan dipeliharanya dari panas dan dingin.
Imam yang adil ya Amirulmukminin! Laksana seorang ayah yang mencintai anak-anaknya. Diwaktu kecil ia mengasuhnya, setelah besar ia mendidiknya. Ketika masih hidup, segala usaha adalah untuk anaknya, dan setelah mati, harta peninggalan adalah untuk anak-anak mereka juga.
“Imam yang adil ya Amirulmukminin! Laksana seorang ibu yang mengasihi anaknya. Dikandungnya dan dilahirkannya anak itu dengan penuh rasa sakit. Diwaktu kecil diasuhnya dan dibelainya. Matanya tak pernah tertidur karena menjaga anak itu. Kalau anaknya sakit, dia terlebih dahulu sakit, kalau anaknya senang, dia yang terlebih dahulu gembira.
“Imam yang adil ya Amirul mukminin! Adalah pelindung anak yatim yang menerima wasiat dari ayah anak itu ketika ia akan wafat. Imam yang adil adalah tempat penyimpanan barang bagi si miskin, yang diasuhnya dan dibelainnya.
“Imam yang adil ya Amirul mukminin!. Kerajaannya laksana hati di dalam tubuh manusia. Baiknya tubuh karena baiknya hati dan rusaknya tubuh karena rusaknya hati “
“Imam yang adil ya Amirul mukminin!. Adalah seorang yang tegak di bata, di antara Allah dan hambany-Nya. Didengarnya kala Allah lalu disampaikanya kepada rakyatnya. Dilihatnya wajah Allah lalu disampaikannya penglihatan itu kepda mereka. Ia berpegang kepada jalan Allah dalam menuju kebahagiaan, lalu dibimbingnya pula kaumnya sehingga mereka turut merasakan kebahagiaan.”
(dikutp dengan perubahan dari Lembaga Budi karya Prof. Dr. Hamka, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985)
Latihan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang paling benar!
Istigfar menurut bahasa berarti….
a. mohon ijin
b. mohon ampunan
c. mohon berkah
d. meminta pertolongan
e. meminta jodoh
Berikut amalan yang menghapus dosa, kecuali ….
a. mengambil wudu
b. bersujud
c. puasa
d. salat fardu dan jumat
e. berwasiat
Selalu mengharap rida, rahmat, dan pertolongan Allah swt. Serta yakin semua itu dapat diraih disebut ….
a. raja’
b. optimis
c. dinamis
d. tawakal
e. kanaah
“Allah akan memberikan kemudahan sesudah kesulitan.” Arti Surat At-Talaq Ayat 7 tersebut mengajak kita untuk ….
a. dinamis dalam bekerja
b. kreatif dalam beramal
c. berfikir matang
d. optimis dalam menghadapi kesulitan
e. inovatif dalam bekerja
Sikap selalu bekerja keras, ingin terus berkembang, penuh kreasi, jauh dari sifat malas, dan selalu mempunyai cita-cita adalah cirri-ciri dari sifat ….
a. optimis
b. kreatif
c. dinamis
d. inovatif
e. sportif
Orang yang berprilaku tidak terus terang, tidak apa adaya atau berpura-pura disebut pembohong. Sementara itu, sikap atau ucapan yang mengambil muka atau menjilat disebut ….
a. Munafik
b. Tamaluq
c. Fasik
d. Takabur
e. Ria
Dalam Al-Qur’an terdapat sebuah surat yang berarti musyawarah. Surat tersebut bernama ….
a. Asy-Syu’ara
b. Asy-Syura’
c. Al-Maidah
d. Ali-Imaran
e. Al- kahfi
Jika di dalam sebuah forum musyawarah terjadi perbedaan pendapat, menurut Q.S. An-Nisa’ Ayat 59 harus ….
a. divoting
b. kembali pada Al-Qur’an dan hadis
c. mufakat
d. ditunda
e. dicari jalan tengah
Berikut ini perbedaan carSifat-sifat berikut erat kaitannya dengan pengendalian diri, kecuali ….
a. tenang
b. tabah
c. tekun
d. tasamuh
e. tawakal
Berikut ini yang termasukBerikut ini beberapa cara untuk mengatasi marah supaya reda, kecuali ….
a. mandi
b. mengambil wudu
c. makan yang banyak
d. membaca taawuz
e. dia tidak mengumbar kata-kata
B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat
Kemukakan beberapa tingkatan warak !
Kemukakan macam-macam sabar menurut Rasulullah saw?
Kemukakan beberapa tingkatan tawakal menurut Imam al-Gazali?
Kemukakan beberapa ciri seorang yang memiiki sifat kanaah!
kemukaka keutamaan sifat adil !
Lembar Portofolio
1. Lakukan wawancara terhadap ustaz atau kiai di tempat kamu mengaji tentang perbuatan yang mencerminkan sikap sabar dan tawakal. Coba bandingkan dengan sikapu sehari-hari!ketiklah hasil wawancara tersebut dengan rapi!
2. Catatlah sikap rida dan tidak rida dalam kolom berikut ini! Bandingkan dan ungkapkanlah untung dan ruginya menurutmu!
Contoh Pekerjaan Halal
Contoh Pekerjaan Haram
3. Carilah contoh kasus yang menunjukkan ketidakadilan!
4. ceritakan pengalaman yang menunjukkan sikapmu yang kurang bijaksana di masa lalu! Cobalah renungkan apa yang seharusnya kamu lakukan pada waktu itu!
5. Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari lima siswa!
6. kemudian carilah kisah teladan dari sikap sabar, kanaah, warak, dan adil! Setiap kelompok memilih dari empat tema tersebut. Kisah diketik rapi kurang lebih dua halaman kuarto. Kisah tersebut bias diambil dari sejarah kehidupan para nabi, sahabat, atau ulama.
HIKMAH
Kemuliaan itu karena akhlak bukan karena keturunan dan tidaklah pangkat itu lebih tinggi dari akhlak.
ZAINAL (belajar itu indah) Blog Nama saya Zainal,Banyak postingan yang saya postkan silakan membaca dan belajar dari postingan saya apa lagi khususnya buat para pelajar SMK n 3 tpi.Semoga apa yang saya postkan bermanfaat bagi anda. Thank kunjungan nya.
Related Post
Aku dan 3Ei
Selamat Datang
Selamat datang di Blog saya [ZAINAL 3EI] - saya senang Anda berada di sini, dan berharap Anda sering datang kembali. Silakan berselancar di sini dan membaca lebih lanjut tentang artikel yang saya susun. Ada banyak hal tentang saya, Anda mungkin akan menemukan sesuatu yang menarik. Selengkapnya tentang Saya
Sepintas Tentang Saya
Nama saya ZAINAL, Saya seorang pelajar yang bersekolah di Smk negeri 3 tanjung pinang(jurusan elektronika),saya bukanlah seorang designer blog,saya hanyalah seorang pemula yang selalu ingin tau terhadap sesuatu yang baru dan selalu ingin mencoba, terhadap sesuatu yang belum bisa ,itulah sekilas tentang saya,hehe...
0 komentar:
Posting Komentar